Klowor di Pantura

Klowor di Pantura

Subang-JH. Klowor di Pantura – Bulan Agustus 2017, menjadi bulan yang menyakitkan bagi sebagian besar petani padi di wilayah pantura. Bagaimana tidak 60-70 % lahan mereka tidak bisa menghasilkan padi seperti yang diharapkan. Tanaman padi tidak tumbuh optimal, kerdil atau bagi warga Subang dan sekitarnya disebut sebagai klowor atau bahasa ilmiahnya adalah terkena virus tungro.

Jika Padi sudah terkena penyakit ini, padi tidak akan tumbuh maksimal. Gejala utama penyakit kerdil rumput adalah tanaman yang terinfeksi sangat kerdil dan banyak anakannya sehingga menyerupai rumput. Daunnya sempit, pendek, kaku, hijau pucat dan kadang-kadang mempunyai bercak seperti karat. Kadangkala terdapat percabangan anakan dari buku batang tanaman padi yang terinfeksi. Tanaman yang terinfeksi biasanya bertahan sampai dewasa, tetapi hanya menghasilkan sedikit malai yang kecil berwarna coklat dan bulirnya hampa. Bila infeksi terjadi saat tanaman dewasa biasanya gejalanya tidak akan berkembang sebelum panen tetapi muncul pada singgangnya setelah panen.

Untuk mengatasi penyakit ini, tim Jimmy Hantu memberikan saran :

  • Karena Virus tungro ini adalah fase lanjutan dari wereng coklat, maka yang perlu dilakukan adalah memutus rantai penyebaranya. Pemutusan ini bisa dilakukan selain dengan pemberian insektisida, bisa juga dilakukan dengan cara pembasmian secara alami dengan melakukan pergantian penamanam yaitu dengan palawija. Secara alamiah wereng ini akan dimakan oleh jenis serangga lain seperti laba-laba, kepik, dan kumbang, kesemua serangga tersebut hidup ketika musim tanam palawija.
  • Memilih benih yang sudah jelas mutu serta kualitasnya, atau biasa di sebut dengan varietas unggul tahan wereng. Hindari menggunakan bibit yang sudah bercampur dengan jenis lain, pastikan hanya satu jenis saja. Sangat disarankan gunakan varietas tahan tungro seperti IR-50, IR-64, Citanduy, Dodokan, IR –66, IR-70, Barumun, kelara, memberamo, IR-36, IR-42, Semeru, Ciliwung , Kr. Aceh, Sadang, Cisokan, Bengawan , Citarum dan terakhir adalah serayu. Dan untuk tahan wereng gunakan Ciherang, Mekongga, dan Cigeulis.
  • Sebelum menanam bibit padi disarankan direndam seselama 24-48 jam menggunakan campuran insek pengendali(eg. Cruiser 350 fs) wereng bawaan bibit dicampur dengan ZPT Hantu Ratu Biogen, kemudian angin-anginkan selama supaya sedikit mengering, kemudian tebar benih seperti biasa.
  • Setelah tanam, lakukan penyemprotan rutin sampai 40 hst menggunakan campuran ZPT Hantu Ratu Biogen dicampur dengan insek  pengendali wereng. Jika kondisi wilayah banyak terserang virus ini, disarankan menggunakan dosis ZPT Hantu Ratu Biogen dua kali lipat.
  • Umur padi pada masa pembuahan (bunting) beralih lah menggunakan NPK Hantu Ratu Biogen dan bisa dicampur dengan insek lain. Ini dilakukan sampai masa panen tiba.

Kenapa kita sarankan penghunaan ZPT Hantu Ratu Biogen, karena kandungan ZPT (Zat Pengatur Tumbuh) ini mengandung zat (hormon) yang sangat dibutuhkan untuk memperkuat akar, batang dan dan daun pada padi. Untuk penggunaan NPK Hantu Ratu Biogen, padi diharapkan rendemenya meningkat minimal 20-30% sehingga hasil panen lebih banyak. Semoga bermanfaat.

Catatan :
Berikut jenis insek yang dapat digunakan

  • BPMC,
  • amitraz,
  • MIPC,
  • buprofezin,
  • beauveria bassiana 6.20 x 1010 cfu/ml,
  • fipronil,
  • imidakloprid,
  • karbofuran,
  • karbosulfan,
  • metolkarb,
  • propoksur,
  • tiametoksam.

Ketika melakukan penyemprotan sebaiknya dimulai dengan membuka (“membiak”) antara barisan tanaman, kemudian menyemprot tanaman dengan mengarahkan semprotan ke bagian batang bawah.  Hal ini dilakukan karena biasanya wereng berada di bagian batang bawah.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *