Terbitnya Matahari Pertanian Toili (Sulawesi Tengah)

Lahan di wilayah Toili Kabupaten Luwuk Banggai Sulawesi Tengah, sangat luas, mayoritas dalam musim penghujan, ditanami padi. Karakter tanah yang masam, membuat toili sangat berat untuk meningkatkan hasil produksinya. Belum lagi kelangkaan pupuk hampir setiap musim terjadi.

Artinya, wilayah itu sangat rentan terjadi gagal panen. Akibatnya, tentu secara kesejahteraan petani wilayah Toili cukup memprihatinkan. Meskipun pemerintah telah menurunkan alat-alat mesin pertanian, jika hasilnya minim, tak akan membuat petani berubah menjadi sejahtera, ditambah sistem tengkulak yang sudah lazim terjadi di seluruh wilayah Indonesia.

Tapi, kondisi ini lambat laun telah berubah, itu dimulai semenjak sembilan bulan lalu, team Jimmy Hantu turun di Desa Tirta Sari Kecamatan Toili. Pak Rusnadi namanya, lahan padi beliau memang tidak begitu luas hanya 7.500 m2, dengan menggunakan pendekatan dan teknik Jimmy Hantu hasil yang di dapat sangat luar biasa yaitu 102 sak gabah kering panen atau setara dengan 6,6 ton, atau jika dalam hitungan satu hektar sawah adalah 8,8 ton. Dimana sebelum hanya mendapatkan 4,6 ton atau 6,1 ton dalam satu hektar, berarti satu kali tanam mendapatkan kenaikan kurang lebih 2,7 ton.

proses pemisahan gabah dari batang padi
hasil panen petani Toili

 

 

 

 

 

 

Selama satu musim tanam, Pak Rusnadi menggunakan 3 botol (3000 ml) POC Hantu, 2 botol (2000 ml) ZPT Hantu Ratu Biogen dan dimasa pembuahan 2 botol (2000 ml) NPK Hantu Jagotani. Dan pemupukan dasar dan lanjutan menggunakan pupuk subsidi urea, SP 36 dan kcl yang telah dikurang takaranya sebesar 50%.

Jika dilihat sekilas dan dibandingkan dengan hasil-hasil ditempat lain dengan menggunakan Jimmy Hantu, tentu, hasil ini masih dibawah. Tetapi, ingat sistem tanam juga sangat mempengaruhi, di wilayah Toili kebanyakan menggunakan sistem tabela (tanam tebar langsung) dan juga kondisi tanah yang masam. Tentunya dengan kondisi tersebut, membuat hasil yang berbeda.

Apapun namanya dengan kenaikan tersebut, Pak Rusnadi sudah tidak perlu lagi kawatir jika di waktu mendatang pupuk subsidi langka, dengan cara-cara yang diberikan oleh team Jimmy Hantu akan dapat membantu mnyelesaikanya. Perlu dicatat juga, dengan memakai Pupuk dari Jimmy Hantu, Pak Rusnadi telah berhemat 50 % pempupukan anorganik (subsidi) artinya dengan cara yang cukup mudah, padi tetap panen, bahkan dengan hasil yang jauh lebih baik.

Artinya, harapan masayarakat Toili akan semakin sejahtera bukan sekedar isapan jempol belaka, tetapi sudah semakin nyata, kenapa tidak untuk beralih pada yang jelas-jelas organik, yaitu Pupuk Jimmy Hantu. Cerita ini bukan sekadar dimiliki Pak Rusnadi, tetapi cerita bahagia ini adalah milik masyarakat Toili dan tentunya untuk Indonesia.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *