![](https://sp-ao.shortpixel.ai/client/to_webp,q_glossy,ret_img,w_1024,h_746/https://jimmyhantu.com/wp-content/uploads/2021/10/Background-Singkong-1-1024x746.jpg)
A. Persiapan Bibit Singkong
- Siapkan batang singkong yang tua dan besar dengan diameter 2-2½ cm.
- Lalu potong-potong sepanjang 25 cm.
- Siapkan ZPT Ratu Biogen sesuai kebutuhan, campur dengan air dengan dosis 2 cc per liter air.
- Rendam batang singkong ke dalam larutan tersebut selama 5 – 15 menit.
- Lalu angkat dan siap ditanam pada lahan yang sudah di persiapkan.
B. Pemeliharaan
- Persiapkan lahan dengan pengolahan tanah yang sempurna.
- Buat bedengan dengan ukuran kira-kira 1 meter untuk memudahkan drainase.
- Berikan pupuk kandang, aduk rata pada saat pengolahan lahan. Kebutuhan pupuk kandang minimal 1 ton/ha
- Kocorkan Poc hantu ijo royo-royo dengan dosis 20 cc/liter air pada tanah sebelum tanam.
- Tanam bibit singkong dengan jarak tanam 1 m x 1 m, menyesuaikan kesuburan tanahnya.
- Setelah batang singkong sudah bertunas sampai umur 7 hari. Semprotkan larutan ZPT Ratu Biogen dengan dosis 1 cc/liter air.
- Sampai umur 2 bulan, teruskan semprot dengan ZPT Ratu Biogen 10 hari sekali dengan dosis 2 cc/liter air.
- Setelah umur lebih dari 2 bulan aplikasi dengan ZPT Ratu Biogen dicampur dengan Hantu Jagotani dengan perbandingan 1 : 1, frekuensi 30 hari sekali dengan dosis 4-5 cc/liter air. Teknik aplikasi semprot atau kocor ke akar.
- Setelah umur 4 bulan sampai panen, aplikasi ZPT Ratu Biogen dicampur dengan Hantu Jagotani dengan perbandingan 1 : 3, frekuensi 30 hari sekali dengan dosis 4-5 cc/liter air. Teknik aplikasi semprot atau kocor ke akar.
C. Pemupukan
- Pupuk kandang minimal 1 ton/ha diberikan pada saat persiapan lahan dan pengolahan tanah.
- Pemupukan dengan POC Hantu Ijo Royo-Royo dengan dosis 20 cc/liter air yang diberikan setiap 20-30 hari sekali dengan cara dikocorkan ke tanah sekitar akar.
- Semprotkan larutan ZPT Ratu Biogen dan/atau Hantu Jagotani pada pagi hari atau sore hari. Dosis disesuaikan dengan umur tanaman ( Lihat point B mengenai pemeliharaan)
- Jika lahan sebelumnya telah menggunakan pupuk kimia, tetap berikan pupuk kimia dengan pengurangan dosis sampai 50%.
D. Pengedalian Hama dan Penyakit.
- Identifikasi jenis dan tingkat populasi hama.
- Identifikasi jenis penyakit seperti cendawan, bakteri atau virus.
- Menentukan tingkat kerusakan tanaman akibat serangan hama dan penyakit.
- Mengusahakan tanaman sehat.
- Penggunaan varietas tahan hama.
- Pengendalian hayati ( Penggunaan musuh alami/predator atau pathogen antagonis).
- Menggunakan pestisida nabati sebagai alternative akhir untuk mengendalikan hama berdasarkan hasil pengamatan.
E. Panen.
Dilakukan apabila umbi sudah matang/bagus dengan ukuran maksimal.