Budidaya Singkong Jimmy Hantu

A. Persiapan Bibit Singkong

  1. Siapkan batang singkong yang tua dan besar dengan diameter 2-2½ cm.
  2. Lalu potong-potong sepanjang 25 cm.
  3. Siapkan ZPT Ratu Biogen sesuai kebutuhan, campur dengan air dengan dosis 2 cc per liter air.
  4. Rendam batang singkong ke dalam larutan tersebut selama 5 – 15 menit.
  5. Lalu angkat dan siap ditanam pada lahan yang sudah di persiapkan.

B. Pemeliharaan

  1. Persiapkan lahan dengan pengolahan tanah yang sempurna.
  2. Buat bedengan dengan ukuran kira-kira 1 meter untuk memudahkan drainase.
  3. Berikan pupuk kandang, aduk rata pada saat pengolahan lahan. Kebutuhan pupuk kandang minimal 1 ton/ha
  4. Kocorkan Poc hantu ijo royo-royo dengan dosis 20 cc/liter air pada tanah sebelum tanam.
  5. Tanam bibit singkong dengan jarak tanam 1 m x 1 m, menyesuaikan kesuburan tanahnya.
  6. Setelah batang singkong sudah bertunas sampai umur 7 hari. Semprotkan larutan ZPT Ratu Biogen dengan dosis 1 cc/liter air.
  7. Sampai umur 2 bulan, teruskan semprot dengan ZPT Ratu Biogen 10 hari sekali dengan dosis 2 cc/liter air.
  8. Setelah umur lebih dari 2 bulan aplikasi dengan ZPT Ratu Biogen dicampur dengan Hantu Jagotani dengan perbandingan 1 : 1, frekuensi 30 hari sekali dengan dosis 4-5 cc/liter air. Teknik aplikasi semprot atau kocor ke akar.
  9. Setelah umur 4 bulan sampai panen, aplikasi ZPT Ratu Biogen dicampur dengan Hantu Jagotani dengan perbandingan 1 : 3, frekuensi 30 hari sekali dengan dosis 4-5 cc/liter air. Teknik aplikasi semprot atau kocor ke akar.

C. Pemupukan

  1. Pupuk kandang minimal 1 ton/ha diberikan pada saat persiapan lahan dan pengolahan tanah.
  2. Pemupukan dengan POC Hantu Ijo Royo-Royo dengan dosis 20 cc/liter air yang diberikan setiap 20-30 hari sekali dengan cara dikocorkan ke tanah sekitar akar.
  3. Semprotkan larutan ZPT Ratu Biogen dan/atau Hantu Jagotani pada pagi hari atau sore hari. Dosis disesuaikan dengan umur tanaman ( Lihat point B mengenai pemeliharaan)
  4. Jika lahan sebelumnya telah menggunakan pupuk kimia, tetap berikan pupuk kimia dengan pengurangan dosis sampai 50%.

D. Pengedalian Hama dan Penyakit.

  1. Identifikasi jenis dan tingkat populasi hama.
  2. Identifikasi jenis penyakit seperti cendawan, bakteri atau virus.
  3. Menentukan tingkat kerusakan tanaman akibat serangan hama dan penyakit.
  4. Mengusahakan tanaman sehat.
  5. Penggunaan varietas tahan hama.
  6. Pengendalian hayati ( Penggunaan musuh alami/predator atau pathogen antagonis).
  7. Menggunakan pestisida nabati sebagai alternative akhir untuk mengendalikan hama berdasarkan hasil pengamatan.

E. Panen.

Dilakukan apabila umbi sudah matang/bagus dengan ukuran maksimal.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *