Lahan rawa, pada umumnya memilki tingkat keasaman yang tanggi, dan juga mengandung besi diatas rata, akibatnya sering kali tanaman keracunan. Kondisi ini membuat petani menjadi enggan tanam padi karakter lahan seperti ini.
Toh, jika tanampun pasti menggunakan padi-padi varietas lokal yang –siam unus- yang secara pemeliharaan lebih mudah dan tak ribet. Kelemahan varietas lokal adalah produktivitasnya yang tidak bagus dengan 2 ton per hektar, serta ditambah dengan umur yang sangat panjang antara 7-9 bulan, sehingga sangat tidak ekonomis.
Sementara, jenis padi irigasi, produktivitasnya sangat baik bahkan potensinya bisa sampai diatas 12 ton per hektar. Tetapi, apakah mungkin ditanam di lahan dengan berkarakter perawaan. Biasanya padi irigasi tidak tahan terhadap kondisi lahan rawam, yang berujung pada kematian padi. Sebagai penggantinya biasanya petani dianjurkan menggunakan varietas khusus yaitu Inpara (inbrida padi rawa).
Pertanyaan berikutnya apakah kita harus menanan dengan vareaitas khusus tersebut, jawabanya sebenarnya tidak harus. Pada dasarnya bisa juga menanam dengan varietas lain padi irigasi, tentunya inputnya dan lahan yang harus dijaga dan diperbaiki.
Di wilayah Kalimantan Selatan, biasanya orang jika tanam di daerah bekas rawa padi sering diesebut kena cepirit atau besinya naik, sehingga menurunkan produktivitas padi. Nah untuk menjaga kondisi lahan tetap baik, pastikan carbon organik dalam tanah lebih banyak, biasanya untuk meningkatkan ini adalah, memasukkan kembali sisa-sisa panen ke dalam lahan -jerami, sekam, kompos dan lain-lain. Bahkan, sangat dianjurkan untuk menanam arang sekam –bisa juga arang lain- ke dalam tanah, supaya tingkat keasaman menjadi turun, serta penyerapan hara menjadi maksimal. Bahkan arang sekam ini bisa bertahan di dalam tanah bisa lebih dari 3 tahun artinya bisa 7 sampai 8 kali musim tanam.
Untuk meningkatkan dan memilki daya dobrak keasaman, kita bisa suntik dengan aplikasi POC Hantu Ijo Royo-royo sebelum tanam tiga kali aplikasi. Begitu juga ketika tanam, setiap kali penyemprotan selalu gunakan POC Hantu Ijo Royo-Royo sampai umur kurang lebih 55 hari.
Dari pengalaman lapangan dan kasus-kasus yang ditemukan oleh team Jimmy Hantu dengan menggunakan varietas padi irigasi, ternyata masih tetap mampu berproduksi diatas 10 ton per hektar meskipun ditanam diatas lahan bekas rawa. So, selamat mencoba semoga sukses.