Organik Untuk Keselamatan Jangka Panjang Alam dan Manusia

Tak asing di telinga kita, dan mungkin sudah terbiasa mendengar jargon-jargon yang digalakkan oleh Pemerintah ataupun Pemerhati Lingkungan yaitu “Go Organic” hal tersebut bahkan telah diatur dalam Permentan No.2 Tahun 2006 tentang ‘Pupuk Organik dan Pembenah Tanah’. Mengapa harus organik ? Bukankah menggunakan pupuk kimia sintetis lebih praktis dan tidak memerlukan biaya yang besar ?–pertanyaan semacam itu acap kali menyertai jargon ‘Go Organic’ sebagai ungkapan atau sanggahan untuk lebih dalam mengetahui manfaat organik untuk Tanaman, Lingkungan, Alam, dan Manusia sendiri.

Manfaat yang pertama ialah untuk tanaman itu sendiri, dimana jika menggunakan pupuk organik akan meningkatkan kesuburan serta kekebalan tubuh tanaman sehingga tidak mudah terserang hama dan penyakit yang seringkali menghantui petani. Dan yang perlu digaris bawahi adalah penggunaan pupuk kimia sintetik yang berkepanjangan dapat menghambat tumbuh kembang mikroorganisme yang notabene memiliki sifat antagonis, serta mampu menjadi biodekomposer sebagai penyeimbang ekosistem.

Efek negatif penggunaan pupuk kimia sintetis yaitu lambatnya proses pembusukan bahan organik yang dibutuhkan oleh tanaman menjadi karena pupuk kimia sintetis tersebut. Zat hara yang dibutuhkan oleh tanaman tidak mampu diserap secara maksimal karena daya serap akar menurun derastis. Efek terakhir yaitu berpengaruhnya hasil panen yang kita dapat–mungkin dalam 1-2 tahun kita mendapatkan hasil maksimal, namun bagaimana jika berlangsung bertahun-tahun akan semakin menurun dengan biaya operasional yang tetap.

Efek negatif selanjutnya ialah untuk lingkungan sekitar, dimana tanah menjadi keras karena bagian pertama yang mendapat ‘serangan kimia sintetis’ dari pupuk yang kita berikan–hal ini mengakibatkan zat makro dan mikro organik yang berada di dalam tanah lambat laun habis tanpa adanya pembaharuan, di sisi lain hewan yang mampu membantu untuk menjaga tanah tetap gembur akan mati karena bahan kimia tersebut. Dalam beberapa penelitian oleh ahli menyebutkan bahwa zat kimia yang kita berikan pada tanaman tidak mampu diserap seluruhnya, pastinya sisa kimia yang tidak terserap oleh tanaman akan mengendap pada tanah dan lambat laun akan merekatkan tanah menjadi gumpalan kemudian mengeras.

Pencemaran air di sekitar sawah/kebun tak dapat terelakkan, bahan kimia yang tak mampu diserap seutuhnya oleh tanaman akan larut dalam air, lalu mengalir pada sungai-sungai yang sudah barang tentu akan membunuh beberapa satwa yang ada di sekitar sungai tersebut. Dan yang paling berbahaya adalah putusnya rantai makanan yang seharusnya menjadi penyeimbang ekosistem.

Hal-hal yang mengkhawatirkan dan perlu ada pembenahan serius ialah efek negatif bagi manusia itu sendri. Penggunaan pupuk kimia sintetik secara membabi buta akan terserap oleh tanaman, dan dikonsumsi oleh manusia, lambat laun zat kimia yang kita konsumsi secara tidak langsung akan berakibat buruk pada tubuh dan pastinya mengundang penyakit yang berbahaya. Belum lagi jika tanaman sisa panen diberikan kepada hewan ternak secara terus-menerus—telur, daging, atau susu dari hewan tersebut kemudia kita konsumsi jangka panjang. Bisa dibayangkan berapa banyak zat kimia yang mengendap dalam tubuh kita ???

“Sayangilah alam, lingkungan, satwa, bahkan diri kita sendiri dengan cara menggunakan bahan organik untuk bercocok tanam. Karena hasil berlimpah bukan karena pupuk kimia yang berlebih, tetapi karena konsistensi dan mampu bersahabat dengan alam.”

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *